Selasa, 25 September 2012

TUGAS PTI 12 MOBILE LEARNING


A.PENGERTIAN MOBILE LEARNING

Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn sebagai :
… The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space.
Merujuk dari definisi tersebut maka, m-learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut m-learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal penting yang perlu di perhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan m-learning.
Stevanus Wisnu Wijaya menjelaskan bahwa materi ajar yang tidak cocok mengadopsi konsep mobile learning antara lain: materi yang bersifat ”hands on”, keterampilan sebagai mana dokter gigi, seni musik khususnya mencipta lagu, interview skills, team work seperti marketing maupun materi yang membutuhkan pengungkapan ekspresi seperti tarian. Mempertimbangkan hal hal tersebut diatas maka penerapan m-learning lebih baik pada jenjang pendidikan tinggi.
Mobile learning atau m-learning sering didefinisikan sebagai e-learning melalui perangkat komputasi mobile mendefinisikan m-learning merupakan penyampaian bahan pembelajaran elektronik pada alat komputasi mobile agar dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Pada umumnya, perangkat mobile berupa telepon seluler digital dan PDA. Namun, secara lebih umum kita dapat menganggapnya sebagai perangkat apapun yang berukuran cukup kecil, dapat bekerja sendiri, yang dapat kita bawa setiap waktu dalam kehidupan kita sehari-hari, dan yang dapat digunakan untuk beberapa bentuk pembelajaran. Perangkat kecil ini dapat dilihat sebagai alat untuk mengakses konten, baik disimpan secara local pada device maupun dapat dijangkau melalui interkoneksi. Perangkat ini juga dapat menjadi alat untuk berinteraksi dengan orang lain, baik melaui suara, maupun saling bertukar pesan tertulis, gambar diam dan gambar bergerak.
Mobile learning dapat didefinisikan sebagai suatu fasilitas atau layanan yang memberikan informasi elektronik secara umum kepada pembelajar dan content yang edukasional yang membantu pencapaian pengetahuan tanpa mempermasalahkan lokasi dan waktu. Sistem m-learning ini memanfaatkan mobilitas dari perangkat handheld/mobile, seperti handphone dan PDA, untuk memberikan suatu fungsi pembelajaran yang dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun.
B.KONSEP MOBILE LEARNING

             Stevanus Wisnu Wijaya (2006) mengusulkan sebuah konsep m-learning pada jenjang pendidikan tinggi sebagai berikut: 1. konsep mobile learning difokuskan untuk menyediakan kelas pembelajaran maya yang memungkinkan interaksi antara guru dan siswa. Interaksi meliputi penyediaan materi ajar, ruang diskusi, penyampaian tugas dan pengumuman penilaian. 2. teknologi yang diadopsi sebaiknya efektif secara pedagogi dan dinilai sebagai sebuah pembaharuan. Selain itu teknologi yang dipilih sebaiknya mudah di akes dan tersedia dengan distrubusi yang merata di lingkungan siswa maupun guru.
C.MANFAAT M-LEARNING DALAM DUNIA PENDIDIKAN
              Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh suatu proyek m-learning di Inggris, Italia, dan Swedia didapatkan mengenai beberapa manfaat dari m-learning, yaitu:

o memberikan pembelajaran yang benar-benar dimanapun, kapanpun, dan terpersonalisasi;
o dapat digunakan untuk menghidupkan, atau menambah variasi pada pembelajaran konvensional;
o dapat digunakan untuk menghilangkan beberapa formalitas yang dianggap pembelajar non-tradisional tidak menarik atau menakutkan, dan dapat membuat pelajaran menjadi lebih menarik;
o dapat membantu memberikan dan mendukung pembelajaran literasi, numerasi dan bahasa;
o memfasilitasi pengalaman belajar baik secara individu maupun kolaboratif;
o dapat membantu melawan penolakan terhadap penggunaan ICT dengan menyediakan jembatan antara buta teknologi telepon seluler dan PC;
o telah diamati dapat membantu pembelajar muda untuk tetap lebih fokus untuk waktu yang lebih lama;
o dapat membantu meningkatkan percaya diri dan penilaian diri dalam pendidikan.
D.IMPLEMENTASI m-learning

               Dadan Gumbira Pramudia menyatakna bahwa kemajuan ICT secara kontinu terus berkembang di dunia Higher Education, menciptakan pengalaman “anytime/ anywhere”. Wireless Network dan Mobile Communication dipasangkan dengan perangkat personal computer (PC/ laptop), menghadirkan pengalaman baru bagi mahasiswa untuk mengakses informasi kampus, dan berkomunikasi baik antar student maupun dengan pengajar. Dengan kemajuan teknologi baik di bidang Wireless Network maupun Mobile Communication,
Sejak tahun 2003, Coastline Community College (CCC) di Amerika telah menyediakan pengajaran lengkap melalui handheald Pocket PC devices. m-learning ini digunakan bagi pelajar-pelajar militer di Amerika Beberapa universitas di Amerika, memberikan studentsnya iPods yang telah diisi oleh kampus form registrasi, kebijakan kampus, peta, organisasi kampus, jadwal kelas, dan informasi perpustakaan. Mereka menggunakan teknologi MP3 dan Mpeg4 untuk petunjuk informasi kuliah dan rekaman dosen (podcasting) Organisasi Kampus dan komunitasnya menggunakan m-learning. American College of Physicians menyediakan konten learning melalui PDA
Di Indonesia, beberapa lembaga yang telah mulai mengembangkan produk pembelajaran m-learning antara lain: Telematika Edukasi Indonesia (http://mlearn.teleforedu.web.id), PPPPTK Matematika (http://mml.p4tkmatematika.com), dan Inhand Learning (http://inhandlearning.com).

E.PERANCANGAN DAN KLASIFIKASI m-learning

           Dari penelitian yang sama, diperoleh juga Technology Selection Roadmap untuk membantu proses pemilihan alat pengembangan dan teknologi yang akan digunakan untuk membangun suatu sistem m-learning. Proses roadmapping ini dibagi menjadi lima kategori besar dari teknologi yang dispesifikasi, yaitu teknologi transportasi, platform, penyampaian, media dan bahasa pengembangan. Dalam proses pemilihan teknologi tersebut juga dipakai sembilan kriteria sebagai pertimbangan, yaitu kegunaan dari fitur yang ditawarkan teknologi tersebut, masalah biaya, ketersediaan teknologi di suatu negara dan pola ketersediaanya (misalnya suatu layanan mungkin hanya ada di daerah perkotaan), reliabilitas, robustness, kemudahan penggunaan (bagi pengguna dan pengembang), standarisasi, perkiraan ketahanan di pasar, dan perkiraan popularitas.
Berbagai jenis m-learning juga memiliki penggunaannya masing-masing. Misalnya beberapa sistem hanya dapat digunakan di lingkungan universitas atau perusahaan, dan di saat yang bersamaan sistem lain dapat digunakan dengan lebih luas di luar institusi pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan juga adanya klasifikasi sistem m-learning untuk memudahkan pemilihan sistem m-learning yang akan digunakan oleh suatu pihak. Georgieva, et.al. (2005) membuat suatu klasifikasi umum terhadap sistem m-learning yang dibagi berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:
- jenis perangkat mobile yang didukung: notebook, Tablet PC, PDA, smart phone, atau telepon seluler;
- jenis komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses bahan pembelajaran dan informasi administratif: GPRS, GSM, IEEE 802.11, Bluetooth, IrDA;
- dukungan edukasi secara sinkron dan/atau asinkron, apakah pengguna dapat berkomunikasi secara sinkron (chat, komunikasi suara) atau asinkron (e-mail, SMS) dengan pengajar;
- dukungan terhadap standar e-learning;
- ketersediaan terhadap koneksi internet yang permanen antara sistem m-learning dengan pengguna;
- lokasi pengguna; dan
- akses ke materi pembelajaran dan/atau layanan administratif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar